'Catatan Kontemplasi'

Menjaga Prilaku, Kejernihan Air Terjaga

 


 -sebuah catatan kontemplasi

Air. Unsur kehidupan yang selalu menjelma menjadi apapun yang mewadahinya. Mengalir kemanapun yang lebih rendah datarnya. Juga merespon apapun yang diterimanya????

Berangkat dari kontemplasi sebuah buku berjudul ‘The True Power of Water’, ternyata cukup mengejutkan. Air itu ternyata mampu merespon sesuatu, suara atau gambar yang sampai kepadanya. Setiap bentuk gambar, suara, maupun prilaku, secara tak sadar telah direspon oleh air di sekitar kita. Jika hal positif yang ia terima, maka positif pula kandungan air itu. Sebaliknya, jika hal negatif yang ia terima maka negatif pula kandungan dalam air itu.

Jakarta, Ibukota yang padat penduduk dengan segala pengaruh akulturasi budayanya secara tak langsung juga sangat mempengaruhi kondisi air yang terkandung dalam tanah Jakarta ini. Ditambah, kerasnya persaingan antar penduduk di Jakarta ini tak jarang menyingkirkan kepentingan alam sekitar.

Saya adalah salah satu warga yang tinggal di wilayah Jakarta. Sekaligus salah satu dari ratusan warga yang memiliki kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Kondisi ini pun menguntungkan para pekerja jasa bor sumur air atau penjual jetpump yang kebanjiran pelanggan.Banyak warga Jakarta yang memperdalam galian sumur airnya atau menggunakan jet pump guna mendapatkan air bersih yang layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab, banyak warga sudah mengeluhkan sulit mendapatkan air bersih, apakah air itu memiliki bau tak sedap atau berwarna pucat seperti memiliki kandungan besi.

Persoalan soal air tak sampai di situ, lebih jauh lagi banjir akibat sistem drainase yang buruk menjadi masalah yang belum dapat terselesaikan secara tuntas. Sejauh ini, warga hanya berharap pada kemampuan pemerintah untuk menyelesaikan masalah-masalah itu semua. Namun, jika melihat dari sudut pandangan yang lebih objektif, telah nyata pada pandangan kita prilaku sebagian warga Jakarta yang telah melukai air. Dengan membuang sampah atau kotoran ke sungai, mempersempit jalan air dengan pembangunan pemukiman atau usaha. Bahkan banyak pula kawasan industri yang menumpahkan limbahnya ke dalam saluran air.

Di sisi lain, prilaku moral sebagian manusia yang sering kali berujung pada tindak kriminalitas. Kasus perkosaan, penganiayaan, pembunuhan, adu domba, hingga korupsi, jelas merupakan prilaku moral tidak terpuji yang telah mempengaruhi lingkuangan sekitarnya, termasuk air. Air jelas merespon apa yang diterimanya, suara, gambar, hingga prilaku manusia sekitarnya.

Kenyataan itu adalah sedikit gambaran prilaku buruk manusia yang sangat mempengaruhi kandungan dalam air.

Sejauh ini, manusia selalu bertumpu dan menaruh harapan pada hukum pemerintah. Hukum adalah embrio dari moral. Sebaik apa pun hukum dibuat oleh manusia, jika moral manusia kian rendah maka manusia itu sendirilah yang akan merusak hukum hakiki.

Pada akhirnya, pembenahan moral bangsa tak hanya demi kelangsungan hidup yang nyaman dan bersahabat. Akan tetapi, moral yang baik akan mempengaruhi kondisi lingkungan sekitarnya, keseimbangan alam, dan kejernihan air. Hal ini bukanlah sekedar asumsi, tetapi juga fakta yang direpresentasikan.

Oleh karena itu, jagalah kejernihan air di bumi pertiwi ini. Dengan menjaga prilaku moral kita sebagai bangsa yang berbudi luhur dan menjunjung Bhineka Tunggal Ika.

Share :

Facebook Twitter Google+
0 Komentar untuk "Menjaga Prilaku, Kejernihan Air Terjaga"

Back To Top