'Catatan Kontemplasi'

Kepulauan Seribu, Surganya Para Pemancing




Kepulauan Seribu tidak lagi hanya sekedar tujuan alternatif bagi siapa saja yang ingin pergi berwisata. Kepulauan Seribu kini sudah menjadi tujuan utama bagi warga Jakarta dan sekitarnya untuk berwisata, terutama bagi pemancing seperti saya. Kepulauan Seribu tetap menjadi tempat favorit bagi para pemancing dari berbagai kota.


Selain dekat dan mudah dicapai, keindahan Kepulauan Seribu masih bisa dinikmati dari ekosistem alamnya yang terjaga. Serta arus gelombang yang tidak begitu tinggi karena masih terlindungi oleh banyaknya pulau yang berfungsi sebagai pemecah ombak.
Bagi para pemancing, biasanya saya dan teman-teman pergi pada malam hari hingga besok sore. Untuk mencapai lokasi tujuan, saya dan teman-teman menyewa kapal nelayan melalui yang ada di dermaga Muara Karang, Kamal, atau Tanjung pasir. Banyak akses yang sangat mudah sebenarnya untuk mencapai keindahan di Kepulauan Seribu. Sayang, sebagian dermaga kecil di wilayah Jakarta Utara mulai tercemar oli sehingga bisa mengancam ekosistem laut sekitarnya. Tak sekedar memancing, saya dan teman-teman pun sadar akan pentingnya menjaga kebersihan laut.

Hampir setiap bulan saya menyambangi Kepulauan Seribu untuk melepas hobi mancing sambil melepas kejenuhan selama bekerja. Banyak lokasi favorit saya dan teman-teman yang ada di perairan Kepulauan Seribu.  Di antaranya pulau Jana, Pulau Karang Keramik, Pulau Pari, Pulau Tidung, Pulau Damar dan lain-lain. Lokasi tersebut merupakan tempat bagi pemancing yang ingin mendapatkan ikan Tenggiri. Populasi ikan Tenggiri di Kepulauan Seribu memang cukup terjaga karena para nelayan di sana pun kerap membuat rumpon (Karang buatan) untuk tempat bersarang bagi ikan-ikan.

Wisata Sejarah di Pulau Damar
Pulau Damar di Kepulauan Seribu adalah salah satu spot yang cukup sering saya kunjungi. Biasanya, 5 sampai 7 ekor ikan Tenggiri berukuran 1-3 Kg bisa saya dapatkan. Ada cerita menarik soal Pulau seluas 36 hektare area yang khas dengan keberadaan mercusuarnya itu. Cerita ini didapat dari seorang Kapten kapal yang saya sewa. Pulau Damar dahulu dikenal dengan nama Pulau Edam. Karena keberadaan pohon damar yang banyak tumbuh di pulau ini akhirnya orang-orang sekitar mulai menyebutnya Pulau Damar.

Sementara, menara suar yang ada hingga kini ternyata sudah ada sejak 1800-an silam yang merupakan peninggalan dari Raja Willem III. Tinggi menara suar kira-kira mencapai 56 meter yang terdiri dari 16 lantai. Untuk mencapai puncak dari mercusuar tersebut, pengunjung harus melewati lebih dari 270 anak tangga.
Mercusuar yang berfungsi sebagai navigasi kapal yang akan memasuki Pelabuhan Tanjung Priok. Ia sudah bisa terlihat dari jarak 20 mil. Dan ternyata, dahulu mercusuar langka ini menggunakan api bertenaga minyak tanah. Namun, seiring perkembangan zaman, lampu mercusuar kini bisa otomatis menyala dengan menggunakan tenaga surya. Jika mengalami kerusakan, maka lampu mercusuar harus dinyalakan secara manual menggunakan pembangkit tenaga listrik berdaya 1.000 watt.
Sangat menarik bukan. Tak hanya Pulau Damar, masih banyak pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu yang menyimpan daya tarik tersendiri. Selain keeksotikannya sebagai nilai wisata alam, Kepulauan Seribu juga masih banyak memiliki wisata sejarah yang layak diketahui. Dan tak jarang membuat kagum para pengunjungnya.  Saya pun berharap agar keindahan-keindahan yang ada di Kepulauan Seribu ini selalu terjaga dan tak habis dieksploitasi demi keuntungan manusia semata.




Share :

Facebook Twitter Google+
3 Komentar untuk "Kepulauan Seribu, Surganya Para Pemancing"

Salam

Berbagi Kisah, Informasi dan Foto

Tentang Indahnya INDONESIA

www.jelajah-nesia.blogspot.com

Banyaknya lokasi titik untuk rumpon yang terjaga membuat spot pemancingan di lokasi kepulaun seribu semakin menghasilkan tangkapan ikan yang baik ya Sob. SUkses untuk lombanya ya Sob.

Salam wisata

Back To Top